Kamis, 24 Januari 2013

Pembuatan model data Dan Perancangan desain database

1. Proses Perancangan Desain Database. Terdapat 6 tahap proses perancangan database : 1. Pengumpulan data dan analisis. Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database, pertama-tama harus mengenal bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database, termasuk para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta aplikasiaplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan aplikasi inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa. Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan analisa : a. Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya Menentukan aplikasi utama dan kelompok user yang akan menggunakan database. b. Peninjauan dokumentasi yang ada Dokumen yang ada yang berhubungan dengan aplikasi-aplikasi dipelajari dan dianalisa. c. Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data Informasi yang sekarang dan yang akan datang dipelajari. d. Daftar pertanyaan dan wawancara Tuliskan tanggapan-tanggapan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dikumpulkan dari para pemakai database yang berpotensi. 2. Perancangan database secara konseptual. Tujuan dari tahap ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk database yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering menggunakan sebuah high-level data model seperti ER/EER model selama fase ini. Dalam conceptual schema, kita harus memerinci aplikasi-aplikasi database yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin. Tahap Desain database secara konseptual mempunyai 2 aktifitas paralel: a. Perancangan skema konseptual : menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database yang merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual database schema pada DBMS independent model data tingkat tinggi seperti EER (enhanced entity relationship) model. Skema ini dapat dihasilkan dengan menggabungkan bermacam-macam kebutuhan user dan secara langsung membuat skema database atau dengan merancang skema-skema yang terpisah dari kebutuhan tiap-tiap user dan kemudian menggabungkan skema-skema tsb. b. Perancangan transaksi : menguji aplikasi-aplikasi database dimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi ini. Kegunaan fase ini yang diproses secara paralel bersama fase perancangan skema konseptual adalah untuk merancang karakteristik dari transaksitransaksi database yang telah diketahui pada suatu DBMS-independent. Transaksi-transaksi ini akan digunakan untuk memproses dan memanipulasi database suatu saat dimana database tsb dilaksanakan. 3. Pemilihan DBMS. Pemilihan database di tentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor teknik,ekonomi, dan politik organisasi. Faktor-faktor ekonomi dan organisasi yang mempengaruhi satu sama lain dalam pemilihan DBMS : a. Struktur data Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan. b. Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem Jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu DBMS, maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar. c. Tersedianya layanan penjual. Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan beberapa masalah sistem. 4. Perancangan database secara logika (data model mapping). Tahap selanjutnya dari perancangan database adalah membuat sebuah skema konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih. Tahap ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal yang dihasilkan pada tahap 2. Pada tahap ini, skema konseptual ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada tahap 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada tahap 3. Pemetaannya dapat diproses dalam 2 tingkat : a. Pemetaan system-independent : pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak mempertimbangkan karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada implementasi DBMS dari model data tsb. b. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik : mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1 untuk disesuaikan pada implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data yang digunakan pada DBMS yang dipilih. Hasil dari tahap ini memakai perintah-perintah DDL dalam bahasa DBMS yang dipilih yang menentukan tingkat skema konseptual dan eksternal dari sistem database. Tetapi dalam beberapa hal, perintah-perintah DDL memasukkan parameter-parameter rancangan fisik sehingga DDL yang lengkap harus menunggu sampai fase perancangan database secara fisik telah lengkap. 5. Perancangan database secara fisik. Perancangan database secara fisik merupakan proses pemilihan strukturstruktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file database untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi. Selama Tahap ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk database yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses. Berhubungan dengan internal schema (pada istilah 3 level arsitektur DBMS). Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan database secara fisik : a. Response time : waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang diajukan untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses database untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. b. Space utility : jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file database dan struktur jalur akses. c. Transaction throughput : rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem database, dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentuan awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses untuk filefile database. 6. Implementasi Sistem database. Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap, kita dapat melaksanakan sistem database. Perintah-perintah dalam DDL dan SDL (storage definition language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema database dan file-file database (yang kosong). Sekarang database tsb dimuat (disatukan) dengan datanya. Spesifikasi secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program dengan perintah-perintah dari embedded DML yang telah ditulis dan diuji. Suatu saat transaksi tsb telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam database, maka fase perancangan dan implementasi telah selesai, dan kemudian fase operasional dari sistem database dimulai. Aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan database sebagai micro life cycle dan termasuk fase-fasenya diantaranya : a.system definition, b.design, c.implementation, d.loading atau data conversion, e.application conversion, f.testing dan validation, g.operation, h.monitoring dan maintenance. Tujuan perancangan Desain database antara lain sebagai berikut: • untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan user secara khusus dan aplikasi-aplikasinya. • memudahkan pengertian struktur informasi • mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek penampilan (response time, processing time, dan storage space) 2.Diagram hub. entitas (ERD) Definisi Entity Relational Diagram (ERD). Penyajian data dengan menggunakan Entity dan relationship. 1. Entity. a. Entity adalah objek yang dapat dibedakan dalam dunia nyata. b. Entity Set adalah kumpulan dari entity yang sejenis. c. Entity Set dapat berupa : ca. Objek secara Fisik: Rumah, kendaraan, Peralatan. cb. Objek secara konsep: Pekerjaan, Perusahaan, Rencana. 2. Atribut. Karakteristik dari Entity atau relationship, yang menyediakan penjelasan detail tentang entity atau relationship tersebut. Jenis Atribut: a. Nilai Atribut : Data actual atau informasi yang disimpan pada suatu atribut di dalam suatu entity atau relationship. b. Key. Atribut yang digunakan untuk menentukan suatu Entity secara unik. c. Atribut Simple. Atribut yang bernilai tunggal. d. Atribut composite. Suatu atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil yang mempunyai arti tertentu. e.Atribut Derivatif. Suatu atribut yang dihasilkan dari atribut yang lain. 3. Relationship. a. Definisi. Hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entity. b. Relationship Set. Kumpulan Relationship yang sejenis. c. Derajat dari Relationship. Menjelaskan jumlah Entity yang berpartisipasi dalam suatu Relationship. ca.Unary Degree (Derajat Satu). cb.Binary Degree (Derajat Dua). c.cTernary Degree (Derajat Tiga). 4. Cardinality Ratio Constraint. Definisi : Menjelaskan batasan Jumlah keterhubungan satu Entity dengan Entity lainnya. 5. PParticipation Constraint. Definisi: Menjelaskan apakah keberadaan suatu Entity bergantung pada hubungannya dengan entity lain. 6. Weak Entity. Definisi: Weak Entity: suatu entity dimana keberadaan dari entity tersebut tergantung dari keberadaan entity lain. Entity yang merupakan induknya disebut Identifying Owner dan relationship-nya Disebut Identifyimg Relationship Weak Entity Selalu mempunyai Total Participation Constraint dengan Identifying Owne.r 3. Model data REA(Resource, Even, Agen). REA adalah model yang populer dalam sistem informasi pengajaran akuntansi (AIS). Tapi ini jarang terjadi pada praktik bisnis-perusahaan tidak dapat dengan mudah membongkar sistem warisan mereka untuk memenuhi tuntutan radikal REA's. Model REA menghilangkan objek akuntansi banyak yang tidak diperlukan dalam usia komputer. Yang paling terlihat dari ini adalah debit dan kredit-double-entry pembukuan menghilang dalam sistem REA. Banyak buku besar umum juga menghilang, setidaknya sebagai obyek persisten, - misalnya, piutang atau hutang. Komputer dapat menghasilkan account tersebut secara real time menggunakan catatan sumber dokumen. Objek nyata termasuk dalam model REA adalah: * Barang, jasa atau uang, yaitu, SUMBER DAYA * Transaksi bisnis atau perjanjian yang mempengaruhi sumber daya, yaitu, KEJADIAN * Orang atau badan-badan manusia lain (perusahaan lain, dll), yaitu, AGEN Ini kontras objek dengan istilah akuntansi konvensional seperti aktiva atau kewajiban, yang kurang langsung terkait dengan objek dunia nyata. Sebagai contoh, aset akuntansi konvensional seperti goodwill tidak sumber REA. REA sistem biasanya dimodelkan sebagai database relasional, meskipun hal ini tidak wajib. Desain biasanya menggunakan diagram entitas-hubungan. Filosofi dari REA mengacu pada gagasan Pola Desain dapat digunakan kembali, meskipun pola REA digunakan untuk menggambarkan database daripada program berorientasi objek, dan sangat berbeda dari 23 pola kanonik dalam buku pola desain asli oleh Gamma et al. (Yang tidak mengherankan karena Gamma et al. Pola benar-benar penerapan pola untuk berkeliling kekurangan dalam C + + bukan dari pola desain per se). Penelitian di REA menekankan pola (misalnya, Hruby et al. 2006).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar